HUKUM TAURAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN AJARAN KRISTUS TENTANG HUKUM KASIH
HUKUM TAURAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN AJARAN KRISTUS TENTANG KASIH
Di perjanjian lama orang hidup di bawah hukum taurat.
Sekarang ini kita hidup dibawah Hukum Kasih.
Tapi Tuhan Yesus tidak menghapus ataupun meniadakan hukum taurat namun justru menggenapinya.
Dan Tuhan Yesus juga akan menghukum orang meniadakan hukum taurat dan nengajarkannya demikian.
Tapi Dia akan mengangkat tinggi orang yang melakukan hukum taurat dan mengajarkannya kepada orang lain.
Matius 5:18
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Matius 5:19
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Mari kita lihat lebih dalam hukum kasih yg diberikan Tuhan Yesus:
Mat 22:37-40
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Dari hukum kasih diatas, ada 3 macam kasih, yaitu:
* KASIH KEPADA ALLAH
Jelas ditunjukkan dengan tidak adanya ilah lain, tidak menyembah berhala dan menghormati namaNya serta menguduskan hari sabat (Hukum taurat ke 1-10)
Perintah ke-1 : Mengetahui keberadaan/eksistensi Allah.
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan.” (Keluaran 20:2)
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan.” (Ulangan 5:6)
Perintah ke-2 : Tidak memiliki pandangan bahwa ada allah lain selain Allah.
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20:3)
Perintah ke-3 : Tidak menghujat Allah.
“Janganlah engkau mengutuki Allah dan janganlah engkau
menyumpahi seorang pemuka di tengah-tengah
bangsamu.”(Keluaran 22:28)
Perintah ke-4 : Menguduskan nama Allah.
“ Janganlah melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus, supaya Aku
dikuduskan di tengah-tengah orang Israel, sebab Akulah TUHAN, yang
menguduskan kamu,” (Imamat 22:32)
Perintah ke-5 : Tidak menajiskan nama Allah.
“ Janganlah melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus, supaya Aku
dikuduskan di tengah-tengah orang Israel, sebab Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu (lmamat 22:32)
Perintah ke-6 : Mengetahui bahwa Allah itu satu, kesatuan yang lengkap.
”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
(Ulangan 6:4)
Perintah ke-7 : Mengasihi Allah
“ Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (Ulangan 6:5)
Perintah ke-8 : Takut akan Allah.
“ Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah
engkau beribadah dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.”(Ulangan 6:13)
“ Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah
engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.” (Ulangan 10:20)
Perintah ke-9 : Tidak mencobai Allah.
“Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu
mencobai Dia di Masa.” (Ulangan 6:16)
Perintah ke-10 : Meneladani kebaikan Allah dan jalan-Nya yang benar.
“ TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau
berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya (Ulangan 28:9)
* KASIH KEPADA SESAMA
Ditunjukkan dengan tidak berzinah, tidak membunuh, tidak merampas dan juga memberi dengan murah hati.(Hukum taurat ke 26-32)
Perintah ke-26 : Mengasihi sesama manusia.
“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap
orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri; Akulah TUHAN.” (Imamat 19:18)
Perintah ke-27 : Tidak mengancam hidup sesama manusia.
“Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang
sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah
TUHAN.” (Imamat 19:16)
Perintah ke-28 : Tidak salah dalam pembicaraan.
“Janganlah kamu merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takut akan
Allahmu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.” (Imamat 25:17)
Perintah ke-29 : Tidak menyebarkan fitnah
“Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang
sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah
TUHAN.” (Imamat 19:16)
Perintah ke-30 : Tidak membenci seseorang di dalam hati.
“Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau
harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau
mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia.” (Imamat 19:17)
Perintah ke-31 : Tidak menuntut balas.
“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap
orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri;Akulah TUHAN (Imamat 19:18)
Perintah ke 32 : Tidak menaruh dendam
“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap
orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri; Akulah TUHAN.” (Imamat 19:18)
* KASIH KEPADA DIRI SENDIRI
Ini ditunjukkan melalui :
A.makan makanan yang sehat (menurut Taurat memperhatikan makanan haram dan halal) karna baik untuk kesehatan (Hukum taurat ke 144, 146.148.150 -156)
Perintah ke-144 : Tidak memakan daging hewan yang haram
“Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari
yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku
belah; haram itu bagimu.” (Imamat 11:4)
Perintah ke-146 : Tidak memakan ikan yang haram
“Sesungguhnya haruslah semuanya itu kejijikan bagimu; dagingnya janganlah
kamu makan, dan bangkainya haruslah kamu jijikkan.” (Imamat 11:11)
Perintah ke-148 : Tidak memakan burung yang haram.
“Inilah yang harus kamu jijikkan dari burung-burung, janganlah dimakan, karena
semuanya itu adalah kejijikan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut;”(lmamat 11:13)
Perintah ke-150 : Tidak memakan cacing yang dijumpai di dalam buah.
“Segala binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, adalah kejijikan,
janganlah dimakan.” (Imamat 11:41)
Perintah ke-151 : Tidak memakan binatang yang merayap di atas tanah.
“Segala binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, adalah kejijikan,
janganlah dimakan. Segala yang merayap dengan perutnya dan segala yang
berjalan dengan keempat kakinya, atau segala yang berkaki banyak,semua yang
termasuk binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi, janganlah kamu
makan, karena semuanya itu adalah kejijikan.” (Imamat 11:41-42).
Perintah ke-152 : Tidak memakan binatang kecil di tanah (kecoa, tikus dll).
“Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu
dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu
menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di
atas bumi.” (Imamat 11:44)
Perintah ke-153 : Tidak memakan hewan yang mengeriap di dalam air.
“Janganlah kamu membuat dirimu jijik oleh setiap binatang yang merayap dan
berkeriapan dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu,
sehingga kamu menjadi najis karenanya.” (Imamat 11:43)
Perintah ke-154 : Tidak memakan serangga bersayap.
“Juga segala binatang mengeriap yang bersayap, itu pun haram bagimu, jangan dimakan ( Ulangan 14:19)
Perintah ke-155 : Tidak memakan daging hewan yang diterkam binatang buas
(Terefah).
“Haruslah kamu menjadi orang-orang kudus bagi-Ku: daging ternak yang diterkam di padang oleh binatang buas, janganlah kamu makan, tetapi
haruslah kamu lemparkan kepada anjing." (Keluaran 22:31)
Perintah ke-156 : Tidak memakan daging hewan yang mati dengan sendirinya.
“Janganlah kamu memakan bangkai apa pun, tetapi boleh kauberikan kepada
pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada
orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu. Janganlah
kaumasak anak kambing dalam air susu induknya." (Ulangan 14:21)
B.lstirahat cukup: seminggu sekali pada hari Sabat membebaskan diri dari tugas( Hukum taurat ke 109-111)
*Perintah ke-109: Menguduskan Sabat (Keluaran 20:8)*
"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat." (Keluaran 20:8)
*Perintah ke-110: Tidak melakukan pekerjaan pada hari Sabat (Keluaran 20:10)*
"Tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu." (Keluaran 20:10)
*Perintah ke-111: Beristirahat pada hari Sabat (Keluaran 23:12)*
"Enam harilah lamanya engkau melakukan pekerjaanmu, tetapi pada hari ketujuh haruslah engkau berhenti, supaya lembu dan keledaimu tidak bekerja dan supaya anak budakmu perempuan dan orang asing melepaskan lelah." (Keluaran 23:12)
Dengan mengerti hukum taurat secara rinci kita akan memahami bahwa ajaran Kristus bersumber dari hukum taurat yang diciptakan BapaNya,Kristus tak pernah membatalkan ajaran BapaNya.
Sebab Bapa dan Kristus memiliki satu visi yang sama,Kristus melaksanakan apa yang diperintahkan BapaNya.
Yohanes 10:30
Aku dan Bapa adalah satu."
Yohanes 8:42
Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Jadi kedua hukum ini (hukum taurat dan hukum kasih) tidak saling bertabrakan tapi saling melengkapi.
Semarang,Hamba terhina dari Yang Mahatinggi
Komentar